Jakarta - Presiden Joko Widodo lebih baik mengomentari pencaplokan tiga desa di wilayah Nunukan, Kalimantan Utara, ketimbang kapal nelayan Malaysia yang masuk tanpa izin.

Demikian pendapat pengamat politik Hendri Satrio seperti dilansir laman kantor berita RMOL beberapa saat lalu, Senin (24/11/2014).

"Ini soal kedaulatan dan harga diri bangsa. Kenapa Jokowi malah tidak komentari keras soal itu sama sekali," kritik Hendri.

Menurut Hendri, pola komunikasi Jokowi harus diperbaiki. Begitu juga pencitraan Jokowi yang dinilainya berlebihan. (Baca juga: Presiden Jokowi Diminta Hentikan Pencitcol)

Menyoal pencitraan, Hendri memandang setidaknya ada dua hal yang dikritisinya. Pertama, gaya pamer Jokowi yang mengaku didekati oleh Presiden Amerika Serikat, Barack Obama. Seharusnya, Jokowi berhati-hati dengan statemenya itu karena seperti diketahui AS punya kepentingan besar atas Indonesia.

Kedua, menyoal Jokowi yang naik pesawat kelas ekonomi saat berangkat ke Singapura untuk menghadiri wisuda putra bungsunya. Padahal, jika melihat posisi duduk Jokowi di pesawat, ada beberapa kursi yang dikosongkan. Jika dijumlahkan bisa jadi biayanya sama dengan Jokowi naik kelas bisnis atau eksekutif. Apalagi sesampai di Singapura, Jokowi dijemput mobil mewah karena alasan penyambutan kepala negara.

"Makanya pencitraan Jokowi oke, tapi soal komunikasi dan prioritas dia masih buruk. Sampai hari ini saja isu kenaikan BBM masih belum dijelaskan secara komprehensif kepada rakyat," ujar Hendri. [rmol/SN]

0 komentar Facebook Blogger 0

Posting Komentar

 
Setia News © 2014. All Rights Reserved.
Top