BANGKALAN - Aliansi Mahasiswa Madura Raya (Ammara) menggelar unjuk rasa di simpang tiga Jalan Soekarno-Hatta, Bangkalan, Madura, Jawa Timur, Senin (24/11/2014). Mereka mengkritisi kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM).

Pasalnya, kebijakan tersebut dinilai akan membuat masyarakat sengsara. Dalam aksi itu, mahasiswa juga menyindir Presiden Jokowi. Mereka menyerukan 'salam gigit dua jari' terhadap pengguna jalan yang melintas.

Mahasiswa juga menyanyikan sebuah lagu dalam demo dengan judul Salam Gigit Jari. Salah satu bait dalam lagu itu menyebutkan, "BBM naik lagi, rakyat menangisi, salam gigit jari, siapa suruh pilih Jokowi."

Korlap aksi, Afrizal, dalam orasinya menyatakan, data 2013 menyebutkan anggaran belanja negara mencapai Rp1.842,5 triliun. Namun, penyerapan anggaran hanya Rp1.166,2 triliun atau 67,6 persen. Kemudian dana subsidi BBM hanya Rp211,9 triliun.

"Artinya, subsidi BBM tidak bisa disebut membebani APBN karena masih banyak anggaran yang belum terserap dan itu lebih besar daripada subsidi BBM. Belum lagi APBN yang dikorupsi dan belanja pegawai yang besar," ucapnya.

Menurut Afrizal, hasil sensus ekonomi nasional 2010 menunjukkan bahwa pengguna BBM 65 persen adalah rakyat kelas bawah dan miskin, 27 persen menengah, 6 persen menengah ke atas, dan hanya 2 persen orang kaya.

"Dan, dari total jumlah kendaraan di Indonesia mencapai 53,4 juta, sebanyak 82 persen di antaranya merupakan kendaraan roda dua yang kebanyakan dimiliki oleh kelas menengah ke bawah," paparnya.

Ia menambahkan, ini menunjukkan bahwa kenaikan harga BBM akan menyengsarakan rakyat. Belum lagi harga-harga kebutuhan pokok yang juga melonjak seiring naiknya harga BBM. "Salam gigit jari, siapa suruh pilih Jokowi," tegasnya. [okezone/SN]

0 komentar Facebook Blogger 0

Posting Komentar

 
Setia News © 2014. All Rights Reserved.
Top